Friday, July 6, 2012

Karya Tulis Ilmiah

Dimulai dari pengambilan judul Efektifitas Senam Lansia menjadi judul Gambaran Daya Ingat Setelah Diberikan Latihan Senam Otak Pada Lansia.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Lansia adalah bagian dari proses tumbuh kembang. Manusia tidak secara tiba-tiba menjadi tua, tetapi berkembang dari bayi, anak-anak, dewasa, dan akhirnya menjadi tua (Pujianti, 2003). Hasil sensus yang dilakukan oleh SPAN (Sensus penduduk Aceh dan Nias), SUPAS (Sensus Penduduk Antar Sensus) pada tahun 2005 menunjukkan bahwa pada tahun tersebut lansia di kelompok umur 60-64 adalah 5,719,473; kelompok umur 65-69 adalah 4,183,147; kelompok umur 70-74 adalah 3,040,404; dan kelompok umur 75+ adalah 2,871,487. Perubahan komposisi penduduk lansia menimbulkan berbagai kebutuhan baru yang harus dipenuhi, sehingga dapat pula menjadi permasalahan yang kompleks bagi lansia, baik sebagai individu, keluarga maupun masyarakat. Berbagai masalah fisik biologik, psikologik dan sosial, muncul pada lansia sebagai akibat proses menua dan penyakit degenerative yang muncul seiring dengan menuanya seseorang (Depsos, 2008). Periode selama usia lanjut, ketika kemunduran fisik dan mental terjadi secara perlahan dan bertahap dan pada waktu kompensasi terhadap penurunan ini dikenal sebagai senescence yaitu masa proses menjadi tua/penuaan.
Penuaan adalah sutu proses alami yang tidak dapat dihindari, berjalan terus-menerus, dan berkesinambungan. Selanjutnya akan menyebabkan perubahan anatomis, fisiologis, dan biokimia pada tubuh, sehingga akan mempengaruhi fungsi dan kemampuan tubuh secara keseluruhan (Depkes RI, 2001 dalam Maryam dkk, 2008).
Dari proses penuaan ini pasti akan terjadi proses penurunan fungsi dari tubuh kita. Mulai dari pengelihatan, pendengaran, perubahan postur tubuh, penurunan daya ingat, penurunan sistem kekebalan tubuh, serta penurunan semua kerja dari organ-organ yang ada pada tubuh seperti: jantung, paru-paru, ginjal, usus, kulit, hati, dan organ lainnya (Mangoenprasodjo, 2005).
Maryam (2008) menyatakan bahwa menjadi tua ditandai dengan adanya kemunduran biologis yang terlihat sebagai gejala-gejala kemunduran fisik, antara lain: kulit mulai mengendur, timbul keriput, rambut beruban, gigi mulai ompong, pendengaran dan pengelihatan berkurang, mudah lelah, gerakan menjadi lamban dan kurang lincah, serta terjadi penimbunan lemak terutama di perut dan pinggul. Kemunduran lain yang terjadi adalah kemunduran kemampuan kognitif seperti suka lupa, kemunduran orientasi terhadap waktu, ruang tempat, serta tidak mudah menerima hal/ ide baru. Seperti ketika diajak mengobrol terkadang lansia tidak tahu dengan apa yang kita bicarakan, hal ini disebabkan karena konsentrasinya yang menurun atau mungkin karena adanya gangguan pada pendengarannya. Terkadang juga ditemui bahwa lansia sering kali lupa dengan suatu hal yang baru saja dilakukannya atau biasa disebut dimasyarakat sebagai pikun. Hal ini merupakan suatu fenomena yang terjadi akibat dari proses penuaan pada manusia.
Didalam lingkungan sekitar sering sekali ditemui lansia dengan prevalensi kepikunan jika usianya lebih dari 65 tahun. Hal ini disebabkan karena lansia sudah tidak lagi memberdayakan otak kanan dan otak kiri secara seimbang. Sehingga kejadian penurunan progres daya ingat pada lansia akan terjadi dengan cepat.
Beberapa kegiatan yang dapat memberdayakan otak pada lansia anatara lain: bermain catur, mengisi TTS, membuat kesenian, dan terapi brain gym. Brain gym sendiri merupakan kegiatan sederhana yang dapat dilakukan setiap hari. Karena fungsi brain gym adalah melatih keseimbangan otak kanan dan kiri dan juga melatih koordinasi gerak antara tubuh bagian kiri dan bagian kanan secara maksimal.
Untuk mengukur progres perkembangan daya ingat pada lansia yang telah menjalani terapi senam otak nantinya akan digunakan sebuah instrumen. Instrumen penilaian status daya ingat tersebut adalah test daya ingat (terlampir). Yang berfungsi sebagai alat ukur tingkat daya ingat lansia sebelum dan sesudah dilakukan terapi senam otak. Pengkajian status daya ingat ini dilakukan dalam rangka mengkaji kemampuan klien.
Karena terdapat fenomena yang banyak mengenai pertumbuhan lansia dan kejadian kepikunan pada lansia yang kian marak, maka peneliti tertarik untuk meneliti fenomena tersebut dengan menerapkan Standar Operasional Prosedur senam otak. Agar peneliti mengetahui daya ingat pada lansia yang telah mengalami terapi senam otak.

No comments:

Post a Comment